Wisata Kuliner Vietnam
Menurut pendapat saya, obyek wisata yang benar-benar luar biasa di Vietnam adalah wisata kuliner. Bagi saya, Vietnam adalah tujuan wisata kuliner terbaik yang pernah saya kunjungi. Setidaknya ada beberapa alasan mengapa saya berpendapat begitu:
- Bahan makanan terasa lebih segar dan arguably lebih baik. Bahkan buah-buahan yang dijual dipinggir jalan terasa lebih manis dan susu yang biasa dijual juga terasa lebih enak dan segar rasanya.
- Biaya makan disana murah sekali. Makanan di pinggir jalan – yang terasa sangat enak dan banyak – sekitar 20 ribu Rupiah, tidak termasuk minum. Restauran yang agak bagus, seperti Ancient Hue atau Ngon, biaya per orangnya sekitar 100-200 ribu Rupiah.
- Bumbu makanan yang sangat bervariasi. Kabarnya, di Vietnam sendiri ada sekitar 50 jenis bumbu makanan. Tentu tidak mungkin saya coba semuanya, tetapi dengan keragaman bumbu yang sebanyak itu, saya bisa bayangkan betapa kreatifnya orang Vietnam dalam mengolah makanannya.
- Jangan anggap remeh penjual makanan yang di pinggir jalan, termasuk yang di trotoar. Makanan mereka lebih enak daripada kebanyakan restauran dan biasanya orang lokal lebih suka pergi ke penjual makanan di pinggir jalan. Restauran kebanyakan diisi oleh turis.
- Mengenai kebersihan, secara umum gak usah terlalu dipikirin. Nikmati aja makanannya dan jangan lupa selalu siapkan obat diare dari Indonesia siapa tahu diperlukan. Membeli obat di Vietnam bukan perkara mudah, karena kebanyakan tidak bisa bahasa Inggris dan obat OTC-nya mempunyai nama dagang yang berbeda. Restauran besar biasanya cukup higienis.
- Jika makan di pinggir jalan, biasanya mereka tidak menjual minuman terpisah.
- Saya pemakan segala macam, jadi saya gak pernah pusingin daging apa yang sedang disajikan, asalkan bukan daging manusia atau monyet.
- Hitung kembalian dengan cermat.
- Turis biasanya di charge lebih mahal kalau di pinggir jalan, tapi sekitar 10-20rb Dong lebih mahal. Itu hanya sekitar 10ribu Rupiah, jadi sebaiknya gak usah diributin kalau agak digetok sedikit makanannya.
- Untuk referensi restauran, wikitravel lebih bisa diandalkan daripada lonely planet atau frommer. Kedua buku itu menyajikan restauran yang cocok untuk selera bule.
- Makan di pinggir jalan harus cepat, dan mereka gak segan-segan untuk membersihkan meja jika dilihat kita sudah berhenti makan atau piring kita sudah kosong. Jika ingin makan santai, pergi saja ke restauran.
- Semakin banyak turisnya, biasanya makanannya gak begitu enak (ada pengecualian tentunya), tapi yang pasti tempatnya jauh lebih enak dan bersih.
- Untuk restauran, biasanya mereka memungkinkan untuk membayar dalam USD atau EUR, tapi sebaiknya selalu bayar dalam dong (VND) karena ratenya tetap lebih murah.
- Menurut saya, makanan seafood di Vietnam tidak seenak makanan yang dihasilkan dari daratan (misalnya sapi, babi, sayur2an, etc).
Hoi An
Hoi An terkenal dengan sandwich
nya. Kabarnya, sandwich terbaik berasal dari Hoi An dan menurut
pendapat saya, hal itu benar sekali. Sandwich diatas dibeli dari gerobak
sandwich di pinggir jalan dengan harga 15 ribu VND saja (gak sampai 10
ribu Rupiah). Rasanya luar biasa enak, apalagi ketika masih panas.
Isinya babi panggang khas vietnam, sosis, sayur-sayuran, bumbu tertentu,
dan tentu saja roti sandwich.
Selain penjual sandwich di pinggir jalan, di sepanjang blok kota tua
Hoi An juga bertebaran berbagai macam restauran yang menjual makanan
asli Hoi An. Yang paling saya rekomendasikan adalah Morning Glory. Mereka menjual kopi yang enak, pork belly yang enak, dan pho yang luar biasa enak. Ini penampakan roasted pork belly with caramel sauce yang hmmmm……
Morning Glory beralamat di 1o6 Nguyen Thai
Hoc, Hoi An. Apa masih ada lagi makanan andalan di Hoi An? Ada! Dan kali
ini restaurannya terletak di daerah penduduk (bukan di tempat
wisatanya) dan agak masuk gang sedikit….namanya Bale Well yang beralamat di 45/51 Trung Hung Dao, atau silahkan tanya sama penduduk lokal. Mereka menyajikan Grilled Pork Satay, Rice Pancakes, Spring Rolls, Grilled Pork. Cara
makannya? Semuanya digabung jadi satu! Sayuran dan dagingnya segar
sekali, tetapi yang lebih baik lagi adalah racikan bumbunya yang khas
dan luar biasa rasanya. Ini penampakannya:
Hue City
Hue terkenal dengan hidangan mie-nya,
meskipun masih terpengaruh dengan masakan gaya Hanoi (oke, itu kata
Wikitravel, meskipun saya gak ngerti yang namanya gaya Hanoi itu seperti
apa ;p). Hue mempunyai distrik khusus untuk turis, mungkin jika dicari
perumpamaannya, lebih mirip dengan jalan Jaksa di Jakarta. Seperti
lazimnya daerah turis, banyak tempat makan dan bar-bar yang tourist friendly atau menurut saya, lebih cocok disebut bule friendly karena harganya untuk bule backpack dan kebanyakan staf nya bisa berbahasa Inggris.
Nah, untuk di daerah ini, saya merekomendasikan Ong Tao ( 31 Chu Van An) yang menyajikan makanan tradisional Hue dengan harga terjangkau dan rasa yang luar biasa.
Dan satu lagi adalah Mandarin Cafe. Sebenernya ini lebih cocok disebut cafe daripada restauran. Menu andalannya adalah Banana Pancake with Cholocate Sauce yang luar biasa rasanya. Memang kedengeran agak touristy dan
gak asli dari Vietnam, tapi emang bener rasa panekuknya enak sekali.
Pemiliknya adalah Mr. Cu dan beliau merupakan fotografer andal. Di
kafenya beliau memajang karya-karya fotografinya yang menurut saya bagus
sekali. Mr. Cu senang sekali berbicara mengenai foto-fotonya. Harga
makanannya juga murah dan sesuai dengan standar di Vietnam.
Belum puas dengan yang diatas, kami mencoba restaurant Ancient Hue Royal Cuisine.
Menurut saya, ini adalah restauran terbaik yang saya kunjungi selama di
Vietnam. Makanannya luar biasa enak, service nya luar biasa baik –
bahkan kokinya rela datang ke meja tamu untuk memperagakan food carving, dan harganya juga menurut saya sangat reasonable – harganya diatas standar Vietnam, akan tetapi tetap jauh lebih murah daripada restauran umumnya di Jakarta!
Selanjutnya kita memesan Crystal Spring Roll – Steam. Rice papernya luar biasa enak dan halus!
Yang menariknya, restauran ini juga
menyediakan kerupuk udang dan acar sambil menunggu makanannya keluar dan
itu juga enak! Kami sampai minta tambah 3 kali! Sayangnya saya gak
sempat ambil fotonya karena keasyikan makan kerupuk :D. Setelah makan
siang selesai, kami kemudian minum ice coffee supaya gak ngantuk kekenyangan :p
Dan ini dia koki yang menunjukkan food carving kepada kami:
Salah satu surga makanan di Vietnam. Makanan terbaik di Hanoi dapat ditemui di pinggir jalan dan pemandangan menarik juga bisa ditemui disana :). Berhubung masyarakat Vietnam/Hanoi sudah terbiasa dengan motor, maka jangan heran jika melihat pengendara motor di Vietnam/Hanoi biasanya cantik-cantik dan modis, berbanding 365 derajat dengan pengendara motor di Jakarta. Jangan kaget juga kalau melihat cewek modis dengan sepatu hak tinggi 10cm bisa turun dari motornya dan dengan cuek makan di pinggir trotoar Hanoi :)
Makanan pinggir jalan yang terbaik kami
coba adalah yang berlokasi di 66 Hang Bong. Luar biasa ramai dikunjungi
oleh penduduk lokal maupun turis. Harga juga luar biasa murah dan rasa
makanannya jauh lebih baik daripada harga yang dibayarkan.
Makanannya sudah dibumbui dan tinggal dibakar/grilled saja oleh pelayannya.
Itu teman saya, bukan penjualnya :p
Selanjutnya yang wajib dicoba di Hanoi adalah Cha Ca La Vong.
Itu adalah makanan ikan goreng dengan bumbu khusus dan sayur. Menurut
Time, Cha Ca La Vong adalah makanan yang harus dicoba dalam hidup ini
dan merupakan salah satu makanan legendaris dari Hanoi. Cha Ca La Vong
berlokasi di 14 Pho Cha Ca. Nama Cha Ca diambil dari nama restauran ini
yang memang legendaris. Tempatnya biasa saja, gak istimewa. Tetapi
makanan disini lebih mahal daripada standar Vietnam apalagi jika
dibandingkan dengan tempatnya. Harga per orang adalah VND 75 ribu, namun menurut saya, harga tersebut sebanding dengan rasa makanannya.